My Profile

Jumat, 31 Agustus 2012

Asbabul Galau


Galau, gelisah, gundah, bete, nggak mood, futur de el el. Semua kita mungkin pernah merasakan hal ini. Tapi tahukah kita kenapa hal itu bisa terjadi pada diri kita. Kenapa kita yang tadinya punya hamasah, energik and spirit tiba-tiba dilanda oleh kefuturan atau bahasa anak muda sekarang “galau”. Why?
Apalagi menjelang ujian termin dua ini kita benar-benar membutuhkan semangat baja untuk menaklukkan muqarrar. Sebenarnya galau atau futur itu biasa. Yang penting kata Rasul tidak jatuh ke dalam kemaksiatan. Karena banyak orang yang merasa galau lalu untuk mengobati galaunya itu ia pergi ke tempat-tempat maksiat. Na’udzubillah deh.
Nah, maka sebab itu perlu bagi kita untuk mengetahui apa aja yang bisa membuat kita jadi galau bin futur. Mudah-mudahan dengan mengetahui asbab dari galau tersebut kita bisa meng-ilaj dengan segera sehingga bisa kembali melakukan aktivitas dengan semangat. Yuk, kita simak yang bisa bikin kita galau!
Pertama: Berlebihan dalam din. Artinya kita tidak terlalu berlebihan dalam suatu jenis amal sehingga mengabaikan amal-amal lainnya. Contohnya nih, ketika kita berazzam untuk bisa shalat tahajjud tiap malam. Okelah minggu pertama misi kita berjalan dengan baik, selanjutnya kita malah K’O di tengah jalan. Nah, sebaiknya kita tidak terlalu memaksakan diri. Tapi cobalah secara bertahap, dua kali seminggu. Kalau yang sudah ini berjalan dengan mantab. Insya Allah ke depannya bisa ditingkatkan.
Rasul Saw bersabda: Sesungguhnya Din itu mudah, dan tidaklah seseorang mempersulitnya kecuali akan dikalahkan (HR. Muslim)
Karena itu, amal yang disukai oleh Allah adalah amal yang sedikit tapi kontinyu. Setuju…
Kedua: Berlebihan dalam yang mubah. Dalam kaidah ushul fiqih kita tahu bahwa hukum dari segala sesuatu adalah mubah. Tapi keseringan dalam hal mubah bisa bikin kita jadi futur loh. For example Facebook-an melulu sehingga melalaikan kewajiban. Atau dunianya hanya bola saja. Setiap hari yang ia ikuti hanya bola. Pagi main bola, siang entar main pe-es bola, malamnya nonton bola. Yha semua waktunya habis dengan si bola. Bukan berarti saya mengharamkan main bola. Tapi sesuai dengan kadarnya. Islam sangat menganjurkan umatnya untuk riyadhah sehingga menjaga kesehatan. Karena sebaik-baik urusan adalah aushotuha. Tul nggak?
Ketiga: Memisahkan diri dari jama’ah. Nah loh, jama’ah apaan nih? Eitss…tunggu dulu bro. Rasulullah saw memerintahkan untuk kita berjamaah “Alaykum bil jama’ah”. Dulu ada khilafah islamiyah tempat menyatukan kaum muslimin. Sekarang karena khilafah Islamiyah nggak ada maka kita dianjurkan untuk bergabung dalam jama’ah minal muslimin. Apapun jama’ah dan harakahnya yang penting tujuannya sama yaitu untuk li i’la kalimatillah. Sebab dengan berjama’ah kita akan lebih terjaga dari godaan syetan “Faiina syaithona ma’al wahid”.
Sedangkan tanpa jama’ah seseorang bisa terperangkap kepada kebosanan yang terjadi akibat kerutinan. Karena itu Imam Ali berkata: Sekeruh-keruh hidup berjama’ah itu lebih baik dari bergemingnya hidup sendiri.
Keempat: Sedikit mengingat akhirat. Yap, karena kita sudah terlalu banyak dilalaikan dengan hal yang mubah maka sangat jarang kita mengingat akhirat. Dengan mengingat akhirat kita menjadi terpacu untuk beramal, sebaliknya orang yang lupa dengan kehidupan akhirat akan mudah loyo dan galau.
Kelima: Melalaikan amalan siang dan malam. Melaksanakan ibadah secara tekun akan membuat seseorang selalu ada dalam perlindungan Allah. Karena setiap ibadah yang kita lakukan adalah ibarat bahan bakar yang selalu memacu kita untuk selalu bersemangat. Dengan kata lain orang yang sering melalaikan ibadah akan mudah terjerumus ke dalam kefuturan. So, dari sekarang kalo pengen nggak galau ya ibadah solusinya :)
Keenam: Tidak mempersiapkan diri dalam menghadapi tantangan. Ini dia yang sering membuat kita “jatuh”. Sudah menjadi sunnatullah bahwa kehidupan ini akan penuh dengan tantangan. Maka kita harus punya persiapan dan mental yang kuat dalam menghadapi segalanya. Seperti yang pernah saya tulis dalam catatan sebelumnya tentang “Bereskan Urusanmu Dengan Allah, Lalu Biarkan Ia Membereskan Urusanmu”.
Ketujuh: Bersahabat dengan orang-orang lemah. Bi’ah sangat mempengaruhi sekali dalam hidup kita. Berteman dengan orang-orang lemah semangatnya terkadang juga membuat kita menjadi lemah. Seharusnya kitalah yang menjadi cahaya spirit bagi kawan-kawan kita yang lemah. Bukan berarti kita menjauhi mereka.
Makanya Rasulullah Saw bersabda: “Seseorang atas diri sahabatnya, maka lihatlah dengan siapa ia berteman.” Nggak heran, kalo orang bejat yah temannya sama-sama bejatlah, kalo orang saleh, temannya juga pada saleh insya Allah. Seiring dengan firman Allah Atthoyyibin lit thoyyibat, orang-orang baik itu jodohnya yah buat yang baik-baik juga :)
Itulah beberapa asbabul galau yang sering bikin kita jadi “nggak jelas”. Mudah-mudahan dengan mengetahui asbab nya kita jadi gampang untuk bangkit kembali. Karena umat membutuhkan ar rijal al qowi untuk kembali menegakkan Islam di muka bumi Allah. Insya Allah…Hasbunallah wa ni’mal wakil ni’mal maula wa ni’ma nashir.



Sumber: dakwatuna.com

Kamis, 30 Agustus 2012

Untukmu Aktivis Dakwah


 Iqra, “Bacalah”, silakan buka surat Al-Alaq dan dilihat artinya. Luruskan niat yah untuk baca tulisan ini, eits jangan pasang wajah bete atau kesel ya ketulisan ini nantinya!
Aku mulai sadar kenyataan hari ini di kalangan aktivis dakwah. Selalu saja ku lihat kejadian-kejadian yang membuat aku tidak enak melihatnya. Bukan aku merasa jiwa yang paling baik, tapi setidaknya aku ingin mereka-mereka aktivis dakwah tidak buruk seperti aku. OH Tuhan! Di manakah sejatinya ikhwan or akhwat saat ini? Pantaskah title itu masih setia disandang? Berat rasanya jika title itu masih disandang, bila mana keadaan masih seperti ini.  “Ikhwan Wa Akhwat title yang tak bernilai harganya”.
Di kalangan aktivis dakwah ungkapan ikhwan atau akhwat seringkali di nobatkan sebagai panggilan yang pantas buat pria atau wanita yang katanya begitu religius “ada di dunia dakwah”. Betul ga tuh ya?
Yuk sejenak kita berfikir pantaskah dengan sebutan itu? “Ikhwan dan Akhwat”
Sejatinya kita bersyukur atas apa yang Allah berikan kita sampai hari ini, melihat status diri kita saat ini masih Allah Jaga  dalam Kemurahan dan Kasih sayang-Nya, kita masih bisa “fastabiqul khoirot”, senantiasa masih bisa mempertampan dan mempercantik diri lewat keadaan ini, sesuatu hal yang luar biasa saat mana secara fisik insya Allah kita masih bisa terjaga dengan mampu menutup aurat. Yah sambil berkaca style celana panjang dan kemeja ala ikhwan. Begitu pun baju panjang dan jilbab panjang ala akhwat, ataupun yang lainnya.
Hari ini kita perlu tersadar, Adakalanya diri kita terlalu bangga pada status kita saat ini, ketika orang terdekat kita dengan bangga menyebut kita Alim, akhirnya yang ada diri kita terlampau terbang dengan sebutan itu. Yah itulah kita, kita sering bangga ketika kita dipuji orang dan akhirnya?
Dahulu kian jelas perbedaan seorang ikhwan or cowok ataupun akhwat or cewek, tapi kini sulit untuk kita bedakan. Yah mungkin hal yang termudah untuk membedakan lihat saja dari tampilan. Bukan demikian? Tapi rasanya tidak bisa sebatas itu, kini terlampau sama status itu semua. Coba kita lihat diri kita saat ini. Apakah kita pantas disebut ikhwan or akhwat sejati? Yang mana setiap harinya kita sering tak sadar masih jauh dari apa yang Allah perintahkan, sibuk dengan urusan dunia dan lupa tugas sesungguhnya. “(QS. Adz-zariat: 56”).
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ ﴿٥٦﴾
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku”.
Ada yang menjadi fenomena besar saat ini. Ketika semua aktivis dakwah ikhwan/akhwat sibuk dengan urusan dakwahnya. Begitu luar biasa menyita waktunya, hingga bahkan melupakan hal yang menjadi fitrahnya. Ketika dakwah seharusnya selaras dengan apa yang dibawa tapi kini itu semua berlawanan.
Lihat saja saat ini,
Berapa waktu yang dipersiapkan oleh aktivis untuk syura? Rasanya hampir setiap waktu dipakai syura. Bukan demikian? Tapi, berapa waktu yang kita gunakan untuk baca Al-Qur’an? Berapa waktu yang kita siapkan untuk shalat berjamaah? Berapa waktu yang kita siapkan untuk bersama keluarga? Berapa waktu yang kita gunakan untuk shalat sunah? Berapa waktu yang kita gunakan untuk menghafal Al-Qur’an? Berapa waktu kita gunakan untuk mengkaji sirah?
Atau berapa banyak aktivis yang terlampau bangga dengan banyaknya amanah yang diembannya? Bahkan sampai bangganya, melupakan kapasitas diri yang dimilikinya. Dengan berdalih, merasa tidak enak kalau tidak mengambil amanah ini atau gak ada lagi orang yang bisa mengembang amanah ini. Dan akhirnya dakwah di sana-sini terbengkalai.
Atau ada lagi di kalangan aktivis kian bangga menunjukkan almamaternya, merasa paling baik ketika berbicara dakwah melihat almamater lain di bawahnya. Akhirnya sibuk mempercantik dirinya dengan sombongnya. Dan bahkan adanya perdebatan di setiap aktivis yang berbeda, atau ada pula di setiap aktivis yang lain, merasa dirinya paling baik dan berkompeten dengan entengnya menghujamkan kata-kata pedas, hinaan ataupun yang lainnya.
Akhirnya, apa bukti nyata kita saat ini terhadap dakwah? Adakah hasil nyata yang kita perbuat? Yah, mungkin kita sulit untuk menjawab ini. Coba kita putar sirah perjuangan para sahabat Rasulullah, pasti kita akan merasa malu apa yang kita lakukan hari ini. Ketika kegigihan para sahabat itu menjadi saksi nyata akan kebangkitan Islam saat itu.
Hari ini kita terlampau disibukkan dengan hal yang tidak perlu, seharusnya kita sadar dengan slogan dakwah ini “perbaiki dirimu dan ajaklah orang lain”, tapi yang terjadi hari ini adalah bertentangan dengan slogan dakwah ini. Mari sejenak kita buka surat As-shoff ayat 3,
كَبُرَ مَقْتًا عِندَ اللَّهِ أَن تَقُولُوا مَا لَا تَفْعَلُونَ ﴿٣﴾
“Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan”.
Belum lagi kita saksikan fenomena aktivis yang pacaran, fenomena aktivis yang sering sms-an, fenomena aktivis yang sering telponan, fenomena aktivis yang sering chat lewat media sosial, atau fenomena aktivis lawan jenis yang selalu berdalih dengan Watawa shoubil hal wa tawa shoubil sobr “saling memberikan perhatian lebih”, atau fenomena ikhwan lebih asyik ketika berbicara tentang akhwat. “Eh akhwat itu cantik ya, anggun ya, gimana kalau nanti kalau dia jadi jodoh ye?” Sambil bercanda sesama ikhwan, ataupun sebaliknya akhwat yang selalu asyik ketika berbicara seorang ikhwan. “Eh ikhwan itu tampan ya, pinter ya, baik lagi… end banyak lagi”. Dan akhirnya semuanya kebablasan, dan apalah dikata adakah perbedaan antara ikhwan/akhwat or cewek/cowok saat ini?
Ikhwah fillah yang Allah muliakan. Yuk mari kita kembali ke pada dakwah yang sebenarnya. Jangan sampai jalan dakwah yang mulia ini harus ternodai begitu saja.
Dan Ana yakin masih banyak ikhwan dan akhwat yang memang ikhwan dan akhwat sejati. Seperti Antum semua yang membaca tulisan ini. Aamiin
Tulisan ini sekedar mengingatkan khususnya buat Ana pribadi dan moga bisa bermanfaat untuk yang membaca. Afwan kalau ada kata-kata yang salah dan tidak pantas dikeluarkan.
Allahualam Bisshawab….



Sumber: dakwatuna.com 

Dunia Kampus


Dunia yang unik, dunia yang penuh liku-liku, akan banyak halangan dan rintangan yang akan mendatangi kita. “Kampus” inilah namanya. Sudah tak asing bahkan sering sekali kata ini masuk ke indra pendengaran kita. Dunia yang akan membuat kita menjadi orang yang tidak biasa selain itu juga dapat membuat kita menjadi orang yang biasa, hal ini adalah suatu pilihan. Kita bisa memilih untuk menjadi orang yang tidak biasa atau mungkin agar lebih wahdibaca orang yang luarrr biasa atau orang yang biasa-biasa saja. Pilihannya hanya bisa ditentukan oleh kita sendiri.
Kita tentu memiliki sebuah cita-cita yang ingin kita raih. Jika belum segera tentukan. Saya beri waktu 5 detik…………5, 4, 3, 2, 1, waktu habis. Sekarang Anda sudah mempunyai cita-cita yang ingin Anda raih. Jika waktu tadi kurang silakan ditambah, tapi baca dulu tulisan saya ini hingga selesai Okay :) . Saat kita sudah memiliki suatu cita-cita, kemudian yang harus kita lakukan adalah berusaha dengan sekuat Gatot kaca, superman, Hulk, Iron man, wolverine, dll (mulai lebay nih penulisnya). Intinya adalah pada berusaha sekuat tenaga dan dengan sungguh-sungguh tanpa setengah-setengah apalagi seperempat-seperempat.
Allah SWT berfirman dalam surat Ar-Rad ayat 11 yang artinya “Sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum sebelum mereka merubah keadaan diri mereka sendiri.” Kemudian yang perlu kita garis bawahi (silakan garis bawahi kalimatnya dengan pensil, pena, dll dan jangan digaris pake’ cutter, yang ada malah kertasnya sobek) adalah pada kalimat “sebelum mereka merubah keadaan diri mereka sendiri.” Keadaan atau nasib suatu kaum, desa, kota, kecamatan, atau suku apapun tidak akan berubah jika masing-masing individu tidak mau melakukan perubahan menuju kebaikan tentunya dan dimulai dari dirinya sendiri lalu membuat orang lain jadi baik.
Saat kita ingin menjadi orang yang luarrr biasa. Tentunya kita harus “berubah” seperti halnya power rangers, mereka harus berubah saat melawan monster agar mereka mampu mengalahkannya. Begitu juga kita musti “berubah” menjadi orang yang luar biasa agar kita bisa menjadi orang yang luar biasa. Kita tidak perlu menggunakan topeng atau alat yang bisa merubah kita. Karena yang bisa merubah diri kita adalah diri kita sendiri. Yang dibutuhkan adalah sebuah komitmen atau keteguhan hati untuk merubah diri menjadi lebih baik untuk meraih cita-cita. Karena jika kita gini-gini aja alias ga’ berubah menjadi baik tentu hidup kita akan gini-gini aja, kerjaannya ngelamun, bingung mau ngapain, ga’ da kerjaan, dll. Mendingan ikut organisasi Kemahasiswaan seperti Unit Kegiatan Mahasiswa keagamaan, klub olah raga, atau ikut Himpunan Mahasiswa yang nantinya akan membuat kita ada kerjaan dan tentu kerjaan ngelamun, bingung mau ngapain, dan kebiasaan-kebiasaan tadi akan hilang karena kita udah punya kesibukan di organisasi dan ga’ ada waktu untuk itu. Soo, kita bisa mengisi waktu kita dengan kegiatan yang bermanfaat dan tentu kita bisa mendapatkan pengalaman yang akan sangat berguna nantinya.
Cita-cita sudah kita tentukan, setelah ini segala aktivitas kita akan terarah untuk mencapai cita-cita kita ini. Sehingga hidup kita memiliki suatu tujuan dan lebih terarah, ketimbang kita tidak memiliki tujuan hidup yang jelas yang akan membuat kita terombang-ambing di tengah derasnya ombak samudra kehidupan ini. Jika kita sudah menentukan tujuan, maka kita sudah bisa melihat hal yang kita cita-citakan di ujung perjalanan hidup ini. Masalah perjalanan yang makan waktu bertahun-tahun atau akan ada hujan, badai, dan rintangan yang lainnya tidak menjadi masalah dan tidak menjadi beban pikiran.
Karena itu tentukan tujuan kuliah kita di kampus ini. Ingin menambah ilmu untuk bekal bekerja nanti, ingin punya banyak teman, ingin meningkatkan kemampuan diri, membuat orang tua bangga, mengharumkan nama desa tempat tinggal, jadi pengusaha, jadi pegawai, jadi pejabat, jadi ustadz, lulus dengan IPK 4,00, jadi dosen, de es be, es teh, es campur, dan es cendol (wah… kok malah jualan es). Yang jelas pastikan kita sudah punya tujuan, jangan sampai kita menyesal di akhir kuliah ini karena kita tidak menentukan tujuan hidup dari awal dan penyesalan tidak akan pernah datang di awal, penyesalan akan datang di akhir dan kita tidak akan pernah bisa merubah apa yang pernah terjadi. Yang bisa kita lakukan adalah mengubah masa depan kita. Ya…, inilah yang kita bisa lakukan “MENGUBAH MASA DEPAN KITA”.
Tunggu apa lagi, segera buat tujuan hidupmu, lakukan yang terbaik yang bisa kita lakukan, berusaha sekuat tenaga, jangan lupa berdoa agar Allah memudahkan dan meridhai aktivitas kita, raih cita-cita. Agar tiada penyesalan nantinya


Sumber: dakwatuna.com

Sabtu, 04 Agustus 2012

BERJUANGLAH . . . !!!

Bismillahirrahmannirrahim . . .

………….. Maka sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan Allah. (QS. An Nisaa’ : 139)

Apa kabar teman-teman? Sudah lama rasanya tidak bertemu walaupun belum genap satu semester . . . Semoga teman-teman masih mempunyai semangat untuk terus mengejar apa yang dicita-citakan . . . dan tentunya, semoga teman-teman bisa meraih sukses di Ujian Nasional dan SNMPTN 2013. Allahuma Amin :)


RENCANA BESAR . . .
Apa targetmu saat ini? Lulus UN? Berhasil di SNMPTN nanti? apakah hanya predikat "lulus" saja? atau hanya predikat seorang mahasiswa suatu perguruan tinggi terunggul di Indonesia? Pastinya lebih dari itu bukan? 

Dalam hitungan bulan, teman-teman akan menyelesaikan langkah di jenjang SMA dan bersiap-siap demi suatu keinginan akan masa depan yang cerah. Nah, agar kita tidak stress memikirkan rumitnya pelajaran di sekolah, bagaimana persiapan untuk UN dan SNMPTN, ataupun sebagainya, gunakan waktu yang ada sekecil mungkin untuk berdoa kepada Allah SWT. Kalau itu belum cukup bagimu, cobalah untuk berjalan-jalan di sekitar rumah sembari melihat sekeliling kita dan seringlah katakan dalam hati "betapa bersyukurnya saya atas segala yang pernah saya dapat dariMu" . . .

Nah, kira-kira apa rencana teman-teman setelah lulus nanti? ingin kuliah? melanjutkan sekolah kedinasan/akademi? ataukah langsung bekerja??

Persiapkan segalanya dari sekarang. Seandainya teman-teman ada yang berniat melanjutkan ke Perguruan Tinggi, Akademi Militer, atau Kedinasan, janganlah berspekulasi. Diskusikan kepada orang tua. Ingat kawan, yang belum dapat rezeki seperti itu masih banyak sekali. Jadi jika teman-teman nanti diterima di PTN/AKMIL/KEDINASAN (Amin ^_^), bersyukurlah kepada Allah SWT karena Allah telah memilihmu sebagai salah satu orang yang layak ditempatkan di jenjang tersebut :)

Atau mungkin teman-teman setelah lulus nanti ada yang mau langsung bekerja? Tidak ingin bergantung dengan dana dari orang tua? Setelah uang terkumpul, teman-teman ingin kuliah. Salut untuk teman-teman yang seperti ini. Ingat, Allah SWT memberi apa yang kita butuhkan, bukan apa yang kita inginkan.



SEJENAK SAJA . . .
Teman-teman, pergunakanlah saat ini saja untuk muhasabah sejenak . . .

Cita-cita . . . Mimpi . . . Ambisi . . . Keinginan . . .

Semua orang pasti memilikinya . . .

Dan semua orang pasti juga ingin mimpi-mimpi itu bisa tercapai . . .

Maka Berusahalah . . .

Harapan itu selalu ada . . .

Teruslah belajar . . .

Tapi jangan lupa imbangi dengan berdoa . . . Bukankah Allah tidak suka orang yang berjalan di muka bumi dengan sombong? Karena sekali-kali tidak akan dapat menembus bumi dan sekali-kali tidak akan sampai setinggi gunung . . .

Dan sebaik-baik rencana kalian, rencana Allah jauh lebih baik . . .

Sekali lagi, teruslah belajar . . .

Karena dari hasil pembelajaranmu itu, kau akan menyumbangkan hasil pemikiranmu yang kelak akan mengubah dunia di masa yang akan datang . . .

Dan satu lagi . . .

Tetaplah Optimis !!! Janganlah kalian menghabisi mimpi-mimpi kalian, karena mimpi itu kelak akan habis dengan sendirinya . . .


Akhir kata, sebagai penulis, semoga kutipan yang singkat ini bisa menjadi inspirasi buat teman-teman semua. Bermimpilah selama kalian masih bisa! Ingat, anda tidak perlu memikirkan masa depan, karena masa depan itu sendiri akan datang dengan sendirinya. Anda hanya perlu memikirkan bagaimana cara anda menyambut masa depan itu . . . Yang terpenting teruslah berdoa dan berikhtiar. Ingat, teman-teman . . . "Maka sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan" (QS 94 : 5)

Semoga berhasil di Ujian Nasional dan SNMPTN tahun 2013 ! Semoga kalian bisa lulus dengan nilai yang memuaskan, dan bisa diterima di Perguruan tinggi yang teman-teman inginkan :) Allahuma Amin . . .


Jatinangor, Bandung
30  Agustus 2012
Heraldo Yanindra Pradana